Oleh : Al-Ustadz Hartono Ahmad Jaiz
Salah seorang terkemuka dari kalangan yang nyeleneh (aneh pendapatnya)
dan bahkan orang-orang yang nyeleneh pun mengakuinya sebagai orang
yang berperan penting dalam apa yang Dawam Rahardjo sebut liberalisme
Islam (dalam menumbuhkan kenyelenehan?) adalah Mukti Ali guru besar
IAIN Jogjakarta. Ini paling kurang adalah seperti yang diakui oleh
Dawam Rahardjo di antaranya ditulis di Koran Republika. Cap buruk dari
masyarakat belum sempat melekat di dalam nama Mukti Ali semasa
hidupnya. Tetapi tokoh yang belum menerima gelar-gelar buruk itupun
telah melakukan sebongkah pembelaan dan bahkan penumbuh kembangan
perusakan Islam secara sistematis di Indonesia lewat pendidikan tinggi
Islam dan karya tulis yang merusak Islam secara terang-terangan yaitu
membela dan bahkan sebagai pemberi kata pengantar buku yang merusak
aqidah Islam, berjudul Catatan Harian Ahmad Wahib, 1982. Apalagi
mereka-mereka yang oleh masyarakat sudah diberi cap buruk atau paling
kurang sebagai sosok nyeleneh (aneh pendapat-pendapatnya), bisa
dijumpai di berbagai tempat di antaranya:
1. Nurcholish Madjid
Nurcholish Madjid, dosen di IAIN Jakarta, pendiri Yayasan Wakaf
Paramadina dan rektor Universitas Paramadina Mulya Jakarta. Pada saat
naskah ini ditulis, dia baru saja pulang dari perawatan di rumah sakit
di Singapur ke rumah sakit pula di Pondok Indah Jakarta. Setelah
hatinya dicangkok dengan hati orang Cina Komunis asli negeri Cina
Tiongkok di Cina, dia harus dirawat di Singapura.
Pencangkokan hati itu mengharuskan Nurcholish disuntik untuk
mengurangi daya tolak tubuh atas hati cangkokan baru itu. Namun
akibatnya kekebalan tubuhnya harus dikurangi, maka ususnya terkena
infeksi, dan harus dirawat di RS Singapur, selama 6 bulan. Kemudian
pulang ke Indonesia bukan pulang ke rumah tetapi ke rumah sakit pula
yaitu di Pondok Indah Jakarta, 17 Februari 2005, dengan harus selalu
pakai masker, dan ditangani 6 dokter spesialis.
Nurcholish Madjid dulu (1970) mencoba mengemukakan gagasan
"pembaharuan" dan mengecam dengan keras konsep negara Islam sebagai
berikut:
"Dari tinjauan yang lebih prinsipil, konsep "Negara Islam" adalah
suatu distorsi hubungan proporsional antara agama dan negara. Negara
adalah salah satu segi kehidupan duniawi yang dimensinya adalah
rasional dan kolektif, sedangkan agama adalah aspek kehidupan yang
dimensinya adalah spiritual dan pribadi."
Pada tahun 1970 Nurcholish Madjid melontarkan gagasan "Pembaharuan
Pemikiran Islam". Gagasannya itu memperoleh tanggapan dari Abdul Kadir
Djaelani, Ismail Hasan Meutarreum dan Endang Saifuddin Anshari.
Sebagai jawaban terhadap tanggapan itu Madjid mengulangi gagasannya
itu dengan judul "Sekali lagi tentang Sekularisasi".
Kemudian pada tanggal 30 Oktober 1972, Madjid memberikan ceramah di
Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dengan judul "Menyegarkan Faham
Keagamaan di Kalangan Umat Islam Indonesia". Salah satu kekeliruan
yang sangat mendasar dari Nurcholish Madjid ialah pemahamannya tentang
istilah "sekularisasi". Ia menghubungkan sekularisasi dengan tauhid,
sehingga timbul kesan "seolah-olah Islam memerintahkan sekularisasi
dalam arti tauhid".
Di samping itu Nurcholish mengemukakan bahwa Iblis kelak akan masuk
surga. Ungkapannya yang sangat bertentangan dengan Islam itu ia
katakan 23 Januari 1987 di pengajian Paramadina yang ia pimpin di
Jakarta. Saat itu ada pertanyaan dari peserta pengajian, Lukman Hakim,
berbunyi: "Salahkah Iblis, karena dia tidak mau sujud kepada Adam,
ketika Allah menyuruhnya. Bukankah sujud hanya boleh kepada Allah?"
Dr. Nurcholish Madjid, yang memimpin pengajian itu, menjawab dengan
satu kutipan dari pendapat Ibnu Arabi, dari salah satu majalah yang
terbit di Damascus, Syria bahwa: "Iblis kelak akan masuk surga, bahkan
di tempat yang tertinggi karena dia tidak mau sujud kecuali kepada
Allah saja, dan inilah tauhid yang murni."
Nurcholis juga mengatakan, "Kalau seandainya saudara membaca, dan
lebih banyak membaca mungkin saudara menjadi Ibnu Arabi. Sebab apa?
Sebab Ibnu Arabi antara lain yang mengatakan bahwa kalau ada makhluk
Tuhan yang paling tinggi surganya, itu Iblis. Jadi sebetulnya
pertanyaan anda itu permulaan dari satu tingkat iman yang paling
tinggi sekali. Tapi harus membaca banyak."
Itulah ungkapan pembela Iblis. Padahal Iblis jelas kafir, dan yang
kafir itu menurut QS Al-Bayyinah ayat 6 tempatnya di dalam neraka
jahannam selama-lamanya.
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah
kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan
takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS
Al-baqarah: 34).
Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang
musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya.
Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS Al-Bayyinah/ 98: 6).
Masalah hati Nurcholish Madjid dicangkok dengan hati Cina di Negeri
Cina, ada orang yang jadi mudah teringat lontaran-lontaran Nurcholish
Madjid dalam beberapa hal, yang kaitannya dengan Cina ataupun komunis,
atau tentang pencangkokan.
Pertama: Nurcholish Madjid mempidatokan di universitas-universitas
terkemuka di Eropa, Ramadhan 2002, bahwa Islam adalah agama hibrida
alias cangkokan. Pidatonya itupun dimuat di situs JIL, islamlib.com.
Nurcholish Madjid hanya mengemukakan secuil bukti yang dia ada-adakan,
yaitu katanya, di Al-Qur'an ada lafal qisthas dari bahasa Yunani
Justis yang artinya adil. Dan di Al-Qur'an ada lafal kafuro, menurut
Nurcholish, dari bahasa Melayu, kapur barus. Dengan dua potong kata
yang tanpa bukti ilmiah itu kemudian Nurcholish simpulkan bahwa Islam
adalah agama hibrida, maka bukan Islamnya yang hibrida, tapi hati dia
yang dihibrida dengan hati Cina Komunis.
Kedua, di tahun 1980-an, Bambang Irawan Hafiluddin gembong Islam
Jama'ah dan Hasyim Rifa'i da'i Islam Jama'a'ah (keduanya kemudian
keluar dari Islam Jama'ah karena menyadari aliran yang kini bernama
LDII itu benar-benar sesat jauh) berkunjung ke rumah Nurcholish Madjid
di Tanah Kusir Jakarta Selatan. Kedua tamu ini kaget ketika Nurcholish
Madjid mereka tanya, Negara mana yang di dunia ini pantas untuk ditiru
sebagai teladan. Ternyata jawaban Nurcholish: Negara Cina Tiongkok,
karena di sana tidak ada perzinaan, pencurian dan sebagainya. Kedua
tamu ini terheran-heran. Sampai dua puluh tahun keheranannya itu
tambah teringat lagi ketika mereka mendengar berita bahwa Nurcholish
Madjid hatinya dicangkok dengan hati Cina Komunis di negeri Cina,
pertengahan tahun 2004. Ini menurut pengakuan Ustadz Hasyim Rifa'i
kepada penulis ketika bertemu di Cisarua Bogor, menjelang Iedul Adha
1425H, Selasa 19 Januari 2004. Jadi Nurcholish Madjid benar-benar
mendapatkan hati teladan (impiannya?).
Ketiga, Nurcholish Madjid menuduh PKI (Partai Komunis Indonesia)
terhadap anak-anak Ma'had Al-Qolam Pasar Rumput Jakarta yang
memberikan brosur kepada Nurcholish Madjid berupa jawaban/ bantahan
atas ungkapan Nurcholish Madjid bahwa Iblis kelak akan masuk surga.
Peristiwa tuduhan PKI yang terlontar dari mulut Nurcholish Madjid
terhadap santri-santri yang berlangsung di tahun 1987 itu ternyata
berbalik ke diri Nurcholish Madjid bahwa hati dia dicangkok dengan
hati orang Cina Tiongkok yang komunisnya asli, bukan assembling
seperti PKI. Debat dan tuduhan Nurcholish Madjid terhadap
santri-santri itu dimuat di buku saya, Menangkal Bahaya JIL dan FLA,
2004.
2. Abdul Munir Mulkhan
Abdul Munir Mulkhan, wakil rektor UIN Jogjakarta dan petinggi di
Muhammadiyah berpendapat, kalau yang masuk surga orang tertentu
(Islam) saja maka akan kesendirian dan tak kerasan di surga. Dalam hal
bicara surga, yang sebenarnya menurut Islam termasuk hal ghaib yang
hanya boleh bicara berdasarkan wahyu (Al-Qur'an dan As-Sunnah) karena
yang tahu kunci-kunci hal ghaib itu hanya Allah dan para utusan yang
Dia beritahu, namun Mulkhan sangat berani mereka-reka dengan
mengatakan, Surga Tuhan itu nanti dimungkinkan terdiri dari banyak
"kamar" yang bisa dimasuki dengan beragam jalan atau agama. Karena
itu, semua manusia berpeluang masuk surga sesuai keagamaan dan
kapasitasnya masing-masing, jika benar-benar memang percaya (iman) dan
berminat.
Ungkapan-ungkapan Abdul Munir Mulkan ini adalah kebohongan yang
dilandasi dengan duga-duga belaka, tidak lebih unggul dibanding
dukun-dukun yang mengaku-ngaku dirinya tahu rahasia kegaiban atas
bisikan Syetan sebagai walinya. Ungkapannya yang sangat berbahaya
adalah: "Surga Tuhan itu nanti dimungkinkan terdiri dari banyak
"kamar" yang bisa dimasuki dengan beragam jalan atau agama." Kalimat
Abdul Munir Mulkhan itu bertentangan dengan Al-Qur'an:
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi. (QS Ali Imran: 85).
Di kesempatan lain Mulkhan mengatakan, "Dalam logika orang desa, kalau
ada satu kelompok yang merasa benar sendiri dan yang lain dituding
salah atau sesat, nanti saya khawatir kesepian di surga; tidak ada
temannya. Klaim-klaim kebenaran absolut seperti itu sesungguhnya lebih
menunjukkan, barangkali dalam bahasa yang agak sarkastik, kurang
menyadari bahwa hidup sosial tidak bisa sendirian. Di hutan saja pun
tidak bisa hidup sendirian, mesti bersama hewan-hewan, pohon-pohonan
dan semak belukar."
Ungkapan Abdul Munir Mulkan, "kesendirian, tidak kerasan di surga" dan
sebagainya itu bertentangan dengan ayat:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka
adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya,
mereka tidak ingin berpindah daripadanya. (QS Al-Kahfi/ 18: 107-108).
Kalau orang Liberal masih berkilah bahwa mukmin di situ termasuk pula
kini orang-orang Yahudi, Nasrani dan lainnya, maka kilah mereka itu
sudah ada jawaban tuntasnya:
'An Abii Hurairota 'an Rasuulillahi annahu qoola: "Walladzii nafsi
Muhammadin biyadihi, laa yasma'u bii ahadun min haadzihil Ummati
Yahuudiyyun walaa nashrooniyyun tsumma yamuutu walam yu'min billadzii
ursiltu bihii illaa kaana min ash-haabin naari." (Muslim).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Rasulullah bahwa beliau bersabda:
"Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, tidaklah seseorang
dari Ummat ini yang mendengar (agama)ku, baik dia itu seorang Yahudi
maupun Nasrani, kemudian dia mati dan belum beriman dengan apa yang
aku diutus dengannya, kecuali dia termasuk penghuni neraka."
(Hadits Riwayat Muslim bab Wujubul Iimaan birisaalati nabiyyinaa ilaa
jamii'in naasi wa naskhul milal bimillatihi, wajibnya beriman kepada
risalah nabi kita saw bagi seluruh manusia dan penghapusan agama-agama
dengan agama beliau).
3. Djohan Effendi
Djohan EFfendi, anggota resmi aliran sesat Ahmadiyah, penyunting buku
Catatan Harian Ahmad Wahib Pergolakan Pemikiran Islam. Isinya sangat
menyesatkan, di samping mengkampanyekan faham pluralisme agama
(menyamakan semua agama) masih pula ditambah dengan
pernyataan-pernyataan yang menghina Nabi Muhammad, misalnya Wahib
menginginkan nabi yang tingkat internasional.
4. Dawam Rahardjo
Dawam Rahardjo, petinggi Muhammadiyah pembela aliran-aliran sesat di
antaranya Ahmadiyah, bahkan dirinya mengatasnamakan Muhammadiyah
mengundang Tahir Ahmad yang dianggap Khalifah ke-4 bagi Ahmadiyah,
tinggal di London, untuk datang ke Indonesia.
Dawam Rahardjo lah yang menyambut kehadiran Tahir Ahmad penerus nabi
palsu Mirza Ghulam Ahmad di Bandara Cengkareng Jakarta dengan
mengalungkan bunga padanya dan membawa-bawa penerus nabi palsu itu ke
ketua MPR Amien Rais dan Presiden Gus Dur tahun 2000.
Padahal Ahmadiyah itu selain memalsu nabi, memalsu pula ayat-ayat
Al-Qur'an dengan memiliki kitab suci Tadzkirah. Namun semua itu
dianggap sama saja dengan Islam, dan hanya beda penafsiran, menurut
Dawam Rahardjo yang suka membela lagi mengusung kesesatan ini.
Dawam Rahardjo ini pula yang membela Ulil Abshar Abdalla dalam kasus
penghinaan Islam dengan tulisan Ulil di Kompas, 18 Nopember 2002,
Menyegarkan Kembali Pemahaman Islam. Isinya, menegaskan bahwa Ulil
tidak percaya adanya hukum Tuhan.
Ulil Abshar Abdalla menyatakan, bahwa: Semua agama sama. Semuanya
menuju jalan kebenaran. Jadi, Islam bukan yang paling benar (GATRA,
edisi 21 Desember 2002). Larangan kawin beda agama, dalam hal ini
antara perempuan Islam dengan lelaki non-Islam, sudah tidak relevan
lagi (Kompas, 18 November 2002). Namun pernyataan Ulil yang menurut
aqidah Islam telah memurtadkan itu justru dibela oleh Dawam Rahardjo,
baik lewat tulisan-tulisannya, misalnya lewat Majalah Tempo pimpinan
Gunawan Mohamad (orang yang dikagumi Ulil dan dipercaya oleh The Asia
Foundation dan semacamnya untuk memelihara JIL dan sebangsanya).
Majalah Panjimas –yang sempat terbit sementara waktu hangat-hangatnya
protes terhadap puncak kengawuran Ulil tahun 2002-2003, maupun lewat
televisi misalnya Metro TV, sampai-sampai Dawam Rahardjo mengatakan
bahwa Al-Qur'an itu filsafat, namun ketika ditanya oleh KH Athi'an Ali
Da'i lewat telepon dari Bandung, Dawam Rahardjo hanya manyun belaka
sebagaimana biasanya.
5. Muslim Abdurrahman
Muslim Abdurrahman penolak keras diterapkannya syari'ah Islam,
pengurus Muhammadiyah pula. Dia mengatakan, kalau syari'at Islam
diterapkan maka yang jadi korban pertama adalah perempuan. Perkataan
ini sama dengan menuduh Allah itu dhalim. Na'udzubillahi min dzalik.
Sebegitu beraninya, seorang makhluq membantah aturan Tuhannya, hanya
karena untuk menyenangkan hati bossnya yang diyakini sebagai penentang
Allah , sekaligus mengajak manusia kepada penentangan yang nyata.
6. Gus Dur atau Abdurrahman Wahid
Abdurrahman Wahid pencetus gagasan assalamu'alaikum diganti dengan
selamat pagi. Dalam tragedy Tsunami di Aceh 26 Desember 2004 yang
menewaskan 150.000an jiwa lebih dan menghancurkan hampir seluruh
bangunan, Gus Dur menyuara di Radio Jakarta News FM, agar mayat-mayat
di Aceh itu dibakar saja ditempat. Alasannya, karena dia dibilangi
adiknya, dr. Umar, katanya sarung tangan tidak cukup aman untuk
mengevakuasi mayat-mayat. Ketika Gus Dur ditanya, apakah tidak
melanggar agama, kalau mayat-mayat itu dibakar, Gus Dur malah
mengemukakan bahwa yang menolak dibakarnya mayat-mayat itu hanya orang
yang tak tahu agama (Islam).
Namun "fatwa" nyeleneh Gus Dur ini sebagaimana biasa sudah tidak
digubris orang. Sebagaimana dia ketika kalah dalam pemilihan ketua
umum PBNU di Muktamar NU di Boyolali Jawa Tengah 2004 lalu dia
mengancam mau membuat NU tandingan pun orang banyak yang tidak
menggubrisnya, kecuali sekadar sebagai ramai-ramai berita saja. Tetapi
ini bukan berarti menutup kemungkinan adanya NU tandingan yang dia
ancamkan.
7. Zainun Kamal
Zainun Kamal penghalal nikah antara Muslimah dengan lelaki Nasrani,
pada Hari Ahad tanggal 28 November 2004 Zainun Kamal menikahkan wanita
Muslimah. Suri Anggreni alias Fithri, dengan lelaki Kristen, Alfin
Siagian, di Hotel Kristal Pondok Indah Jakarta Selatan. Lalu pengantin
diberkati pendeta di situ. Ijab Qabul cara Islam, dibimbing oleh Dr
Zainun Kamal, dosen UIN Jakarta, dari Yayasan Wakaf Madani, Kompleks
Perumahan Dosen UIN Ciputat Jakarta Selatan. Ini telah menghalalkan
yang haram, karena muslimah itu dengan tegas diharamkan menikah dengan
lelaki kafir, dalam Surat:
Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu
perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan)
mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kamu
telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah
kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir.
Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir
itu tiada halal pula bagi mereka. (QS Al-Mumtahanah/ 60: 10).
Orang Kristen itu jelas kafir, maka termasuk dalam larangan nikah
dengan muslimah. Kekafiran orang Kristen itu ditegaskan dalam Surat
Al-Bayyinah ayat 6:
Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang
musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya.
Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.(QS Al-Bayyinah: 6.)
8. Munawir Sjadzali
Munawir Sjadzali – mendiang — penggagas penyamaan bagian waris antara
laki-laki dan perempuan. Padahal dalam Al-Qur'an ditegaskan:
Allah mensyari`atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk)
anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian
dua orang anak perempuan; (QS An-Nisaa': 11).
Munawir juga berani menganggap beberapa ayat Al-Qur'an kini tidak
relevan lagi. Dalam 10 tahun atau dua periode dia jadi menteri agama
RI telah mengirimkan dosen-dosen IAIN ke Barat untuk apa yang disebut
studi Islam, lebih dari 200 orang untuk meraih gelar doctor dan master
di bidang agama. Aneh, belajar ilmu Islam kok kepada orang-orang kafir
atau paling kurang orang sekuler di Barat. Padahal Al-Qur'an Surat
Al-Baqarah ayat 120 dan QS Al-Baqoroh ayat 109 telah memperingatkan
tentang bahaya orang-orang kafir Ahli Kitab, Yahudi dan Nasrani, yang
sangat ingin mengembalikan Muslimin kepada kekafiran.
Pengiriman dosen-dosen IAIN ke Barat untuk belajar Islam kepada orang
kafir yang sudah digalakkan sejak Menteri Agama Mukti Ali 1975 ini
jelas tidak sesuai dengan petunjuk Allah , maka bila akibatnya rusak,
itu sudah pasti. Bahasa Jawanya, kutuk marani sunduk atau ulo marani
gebuk (Ikan mendatangi pancing atau ular mendatangi pukulan. Maknanya,
usaha yang salah, payah-payah hanya mencari celaka). Dan itulah yang
akibatnya kini alumninya banyak yang nyeleneh sebagaimana dalam uraian
ini.
Salah seorang terkemuka dari kalangan yang nyeleneh (aneh pendapatnya)
dan bahkan orang-orang yang nyeleneh pun mengakuinya sebagai orang
yang berperan penting dalam apa yang Dawam Rahardjo sebut liberalisme
Islam (dalam menumbuhkan kenyelenehan?) adalah Mukti Ali guru besar
IAIN Jogjakarta. Ini paling kurang adalah seperti yang diakui oleh
Dawam Rahardjo di antaranya ditulis di Koran Republika. Cap buruk dari
masyarakat belum sempat melekat di dalam nama Mukti Ali semasa
hidupnya. Tetapi tokoh yang belum menerima gelar-gelar buruk itupun
telah melakukan sebongkah pembelaan dan bahkan penumbuh kembangan
perusakan Islam secara sistematis di Indonesia lewat pendidikan tinggi
Islam dan karya tulis yang merusak Islam secara terang-terangan yaitu
membela dan bahkan sebagai pemberi kata pengantar buku yang merusak
aqidah Islam, berjudul Catatan Harian Ahmad Wahib, 1982. Apalagi
mereka-mereka yang oleh masyarakat sudah diberi cap buruk atau paling
kurang sebagai sosok nyeleneh (aneh pendapat-pendapatnya), bisa
dijumpai di berbagai tempat di antaranya:
1. Nurcholish Madjid
Nurcholish Madjid, dosen di IAIN Jakarta, pendiri Yayasan Wakaf
Paramadina dan rektor Universitas Paramadina Mulya Jakarta. Pada saat
naskah ini ditulis, dia baru saja pulang dari perawatan di rumah sakit
di Singapur ke rumah sakit pula di Pondok Indah Jakarta. Setelah
hatinya dicangkok dengan hati orang Cina Komunis asli negeri Cina
Tiongkok di Cina, dia harus dirawat di Singapura.
Pencangkokan hati itu mengharuskan Nurcholish disuntik untuk
mengurangi daya tolak tubuh atas hati cangkokan baru itu. Namun
akibatnya kekebalan tubuhnya harus dikurangi, maka ususnya terkena
infeksi, dan harus dirawat di RS Singapur, selama 6 bulan. Kemudian
pulang ke Indonesia bukan pulang ke rumah tetapi ke rumah sakit pula
yaitu di Pondok Indah Jakarta, 17 Februari 2005, dengan harus selalu
pakai masker, dan ditangani 6 dokter spesialis.
Nurcholish Madjid dulu (1970) mencoba mengemukakan gagasan
"pembaharuan" dan mengecam dengan keras konsep negara Islam sebagai
berikut:
"Dari tinjauan yang lebih prinsipil, konsep "Negara Islam" adalah
suatu distorsi hubungan proporsional antara agama dan negara. Negara
adalah salah satu segi kehidupan duniawi yang dimensinya adalah
rasional dan kolektif, sedangkan agama adalah aspek kehidupan yang
dimensinya adalah spiritual dan pribadi."
Pada tahun 1970 Nurcholish Madjid melontarkan gagasan "Pembaharuan
Pemikiran Islam". Gagasannya itu memperoleh tanggapan dari Abdul Kadir
Djaelani, Ismail Hasan Meutarreum dan Endang Saifuddin Anshari.
Sebagai jawaban terhadap tanggapan itu Madjid mengulangi gagasannya
itu dengan judul "Sekali lagi tentang Sekularisasi".
Kemudian pada tanggal 30 Oktober 1972, Madjid memberikan ceramah di
Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dengan judul "Menyegarkan Faham
Keagamaan di Kalangan Umat Islam Indonesia". Salah satu kekeliruan
yang sangat mendasar dari Nurcholish Madjid ialah pemahamannya tentang
istilah "sekularisasi". Ia menghubungkan sekularisasi dengan tauhid,
sehingga timbul kesan "seolah-olah Islam memerintahkan sekularisasi
dalam arti tauhid".
Di samping itu Nurcholish mengemukakan bahwa Iblis kelak akan masuk
surga. Ungkapannya yang sangat bertentangan dengan Islam itu ia
katakan 23 Januari 1987 di pengajian Paramadina yang ia pimpin di
Jakarta. Saat itu ada pertanyaan dari peserta pengajian, Lukman Hakim,
berbunyi: "Salahkah Iblis, karena dia tidak mau sujud kepada Adam,
ketika Allah menyuruhnya. Bukankah sujud hanya boleh kepada Allah?"
Dr. Nurcholish Madjid, yang memimpin pengajian itu, menjawab dengan
satu kutipan dari pendapat Ibnu Arabi, dari salah satu majalah yang
terbit di Damascus, Syria bahwa: "Iblis kelak akan masuk surga, bahkan
di tempat yang tertinggi karena dia tidak mau sujud kecuali kepada
Allah saja, dan inilah tauhid yang murni."
Nurcholis juga mengatakan, "Kalau seandainya saudara membaca, dan
lebih banyak membaca mungkin saudara menjadi Ibnu Arabi. Sebab apa?
Sebab Ibnu Arabi antara lain yang mengatakan bahwa kalau ada makhluk
Tuhan yang paling tinggi surganya, itu Iblis. Jadi sebetulnya
pertanyaan anda itu permulaan dari satu tingkat iman yang paling
tinggi sekali. Tapi harus membaca banyak."
Itulah ungkapan pembela Iblis. Padahal Iblis jelas kafir, dan yang
kafir itu menurut QS Al-Bayyinah ayat 6 tempatnya di dalam neraka
jahannam selama-lamanya.
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah
kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan
takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. (QS
Al-baqarah: 34).
Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang
musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya.
Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (QS Al-Bayyinah/ 98: 6).
Masalah hati Nurcholish Madjid dicangkok dengan hati Cina di Negeri
Cina, ada orang yang jadi mudah teringat lontaran-lontaran Nurcholish
Madjid dalam beberapa hal, yang kaitannya dengan Cina ataupun komunis,
atau tentang pencangkokan.
Pertama: Nurcholish Madjid mempidatokan di universitas-universitas
terkemuka di Eropa, Ramadhan 2002, bahwa Islam adalah agama hibrida
alias cangkokan. Pidatonya itupun dimuat di situs JIL, islamlib.com.
Nurcholish Madjid hanya mengemukakan secuil bukti yang dia ada-adakan,
yaitu katanya, di Al-Qur'an ada lafal qisthas dari bahasa Yunani
Justis yang artinya adil. Dan di Al-Qur'an ada lafal kafuro, menurut
Nurcholish, dari bahasa Melayu, kapur barus. Dengan dua potong kata
yang tanpa bukti ilmiah itu kemudian Nurcholish simpulkan bahwa Islam
adalah agama hibrida, maka bukan Islamnya yang hibrida, tapi hati dia
yang dihibrida dengan hati Cina Komunis.
Kedua, di tahun 1980-an, Bambang Irawan Hafiluddin gembong Islam
Jama'ah dan Hasyim Rifa'i da'i Islam Jama'a'ah (keduanya kemudian
keluar dari Islam Jama'ah karena menyadari aliran yang kini bernama
LDII itu benar-benar sesat jauh) berkunjung ke rumah Nurcholish Madjid
di Tanah Kusir Jakarta Selatan. Kedua tamu ini kaget ketika Nurcholish
Madjid mereka tanya, Negara mana yang di dunia ini pantas untuk ditiru
sebagai teladan. Ternyata jawaban Nurcholish: Negara Cina Tiongkok,
karena di sana tidak ada perzinaan, pencurian dan sebagainya. Kedua
tamu ini terheran-heran. Sampai dua puluh tahun keheranannya itu
tambah teringat lagi ketika mereka mendengar berita bahwa Nurcholish
Madjid hatinya dicangkok dengan hati Cina Komunis di negeri Cina,
pertengahan tahun 2004. Ini menurut pengakuan Ustadz Hasyim Rifa'i
kepada penulis ketika bertemu di Cisarua Bogor, menjelang Iedul Adha
1425H, Selasa 19 Januari 2004. Jadi Nurcholish Madjid benar-benar
mendapatkan hati teladan (impiannya?).
Ketiga, Nurcholish Madjid menuduh PKI (Partai Komunis Indonesia)
terhadap anak-anak Ma'had Al-Qolam Pasar Rumput Jakarta yang
memberikan brosur kepada Nurcholish Madjid berupa jawaban/ bantahan
atas ungkapan Nurcholish Madjid bahwa Iblis kelak akan masuk surga.
Peristiwa tuduhan PKI yang terlontar dari mulut Nurcholish Madjid
terhadap santri-santri yang berlangsung di tahun 1987 itu ternyata
berbalik ke diri Nurcholish Madjid bahwa hati dia dicangkok dengan
hati orang Cina Tiongkok yang komunisnya asli, bukan assembling
seperti PKI. Debat dan tuduhan Nurcholish Madjid terhadap
santri-santri itu dimuat di buku saya, Menangkal Bahaya JIL dan FLA,
2004.
2. Abdul Munir Mulkhan
Abdul Munir Mulkhan, wakil rektor UIN Jogjakarta dan petinggi di
Muhammadiyah berpendapat, kalau yang masuk surga orang tertentu
(Islam) saja maka akan kesendirian dan tak kerasan di surga. Dalam hal
bicara surga, yang sebenarnya menurut Islam termasuk hal ghaib yang
hanya boleh bicara berdasarkan wahyu (Al-Qur'an dan As-Sunnah) karena
yang tahu kunci-kunci hal ghaib itu hanya Allah dan para utusan yang
Dia beritahu, namun Mulkhan sangat berani mereka-reka dengan
mengatakan, Surga Tuhan itu nanti dimungkinkan terdiri dari banyak
"kamar" yang bisa dimasuki dengan beragam jalan atau agama. Karena
itu, semua manusia berpeluang masuk surga sesuai keagamaan dan
kapasitasnya masing-masing, jika benar-benar memang percaya (iman) dan
berminat.
Ungkapan-ungkapan Abdul Munir Mulkan ini adalah kebohongan yang
dilandasi dengan duga-duga belaka, tidak lebih unggul dibanding
dukun-dukun yang mengaku-ngaku dirinya tahu rahasia kegaiban atas
bisikan Syetan sebagai walinya. Ungkapannya yang sangat berbahaya
adalah: "Surga Tuhan itu nanti dimungkinkan terdiri dari banyak
"kamar" yang bisa dimasuki dengan beragam jalan atau agama." Kalimat
Abdul Munir Mulkhan itu bertentangan dengan Al-Qur'an:
Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali
tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat
termasuk orang-orang yang rugi. (QS Ali Imran: 85).
Di kesempatan lain Mulkhan mengatakan, "Dalam logika orang desa, kalau
ada satu kelompok yang merasa benar sendiri dan yang lain dituding
salah atau sesat, nanti saya khawatir kesepian di surga; tidak ada
temannya. Klaim-klaim kebenaran absolut seperti itu sesungguhnya lebih
menunjukkan, barangkali dalam bahasa yang agak sarkastik, kurang
menyadari bahwa hidup sosial tidak bisa sendirian. Di hutan saja pun
tidak bisa hidup sendirian, mesti bersama hewan-hewan, pohon-pohonan
dan semak belukar."
Ungkapan Abdul Munir Mulkan, "kesendirian, tidak kerasan di surga" dan
sebagainya itu bertentangan dengan ayat:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka
adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal, mereka kekal di dalamnya,
mereka tidak ingin berpindah daripadanya. (QS Al-Kahfi/ 18: 107-108).
Kalau orang Liberal masih berkilah bahwa mukmin di situ termasuk pula
kini orang-orang Yahudi, Nasrani dan lainnya, maka kilah mereka itu
sudah ada jawaban tuntasnya:
'An Abii Hurairota 'an Rasuulillahi annahu qoola: "Walladzii nafsi
Muhammadin biyadihi, laa yasma'u bii ahadun min haadzihil Ummati
Yahuudiyyun walaa nashrooniyyun tsumma yamuutu walam yu'min billadzii
ursiltu bihii illaa kaana min ash-haabin naari." (Muslim).
Diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Rasulullah bahwa beliau bersabda:
"Demi Dzat yang jiwa Muhammad ada di tanganNya, tidaklah seseorang
dari Ummat ini yang mendengar (agama)ku, baik dia itu seorang Yahudi
maupun Nasrani, kemudian dia mati dan belum beriman dengan apa yang
aku diutus dengannya, kecuali dia termasuk penghuni neraka."
(Hadits Riwayat Muslim bab Wujubul Iimaan birisaalati nabiyyinaa ilaa
jamii'in naasi wa naskhul milal bimillatihi, wajibnya beriman kepada
risalah nabi kita saw bagi seluruh manusia dan penghapusan agama-agama
dengan agama beliau).
3. Djohan Effendi
Djohan EFfendi, anggota resmi aliran sesat Ahmadiyah, penyunting buku
Catatan Harian Ahmad Wahib Pergolakan Pemikiran Islam. Isinya sangat
menyesatkan, di samping mengkampanyekan faham pluralisme agama
(menyamakan semua agama) masih pula ditambah dengan
pernyataan-pernyataan yang menghina Nabi Muhammad, misalnya Wahib
menginginkan nabi yang tingkat internasional.
4. Dawam Rahardjo
Dawam Rahardjo, petinggi Muhammadiyah pembela aliran-aliran sesat di
antaranya Ahmadiyah, bahkan dirinya mengatasnamakan Muhammadiyah
mengundang Tahir Ahmad yang dianggap Khalifah ke-4 bagi Ahmadiyah,
tinggal di London, untuk datang ke Indonesia.
Dawam Rahardjo lah yang menyambut kehadiran Tahir Ahmad penerus nabi
palsu Mirza Ghulam Ahmad di Bandara Cengkareng Jakarta dengan
mengalungkan bunga padanya dan membawa-bawa penerus nabi palsu itu ke
ketua MPR Amien Rais dan Presiden Gus Dur tahun 2000.
Padahal Ahmadiyah itu selain memalsu nabi, memalsu pula ayat-ayat
Al-Qur'an dengan memiliki kitab suci Tadzkirah. Namun semua itu
dianggap sama saja dengan Islam, dan hanya beda penafsiran, menurut
Dawam Rahardjo yang suka membela lagi mengusung kesesatan ini.
Dawam Rahardjo ini pula yang membela Ulil Abshar Abdalla dalam kasus
penghinaan Islam dengan tulisan Ulil di Kompas, 18 Nopember 2002,
Menyegarkan Kembali Pemahaman Islam. Isinya, menegaskan bahwa Ulil
tidak percaya adanya hukum Tuhan.
Ulil Abshar Abdalla menyatakan, bahwa: Semua agama sama. Semuanya
menuju jalan kebenaran. Jadi, Islam bukan yang paling benar (GATRA,
edisi 21 Desember 2002). Larangan kawin beda agama, dalam hal ini
antara perempuan Islam dengan lelaki non-Islam, sudah tidak relevan
lagi (Kompas, 18 November 2002). Namun pernyataan Ulil yang menurut
aqidah Islam telah memurtadkan itu justru dibela oleh Dawam Rahardjo,
baik lewat tulisan-tulisannya, misalnya lewat Majalah Tempo pimpinan
Gunawan Mohamad (orang yang dikagumi Ulil dan dipercaya oleh The Asia
Foundation dan semacamnya untuk memelihara JIL dan sebangsanya).
Majalah Panjimas –yang sempat terbit sementara waktu hangat-hangatnya
protes terhadap puncak kengawuran Ulil tahun 2002-2003, maupun lewat
televisi misalnya Metro TV, sampai-sampai Dawam Rahardjo mengatakan
bahwa Al-Qur'an itu filsafat, namun ketika ditanya oleh KH Athi'an Ali
Da'i lewat telepon dari Bandung, Dawam Rahardjo hanya manyun belaka
sebagaimana biasanya.
5. Muslim Abdurrahman
Muslim Abdurrahman penolak keras diterapkannya syari'ah Islam,
pengurus Muhammadiyah pula. Dia mengatakan, kalau syari'at Islam
diterapkan maka yang jadi korban pertama adalah perempuan. Perkataan
ini sama dengan menuduh Allah itu dhalim. Na'udzubillahi min dzalik.
Sebegitu beraninya, seorang makhluq membantah aturan Tuhannya, hanya
karena untuk menyenangkan hati bossnya yang diyakini sebagai penentang
Allah , sekaligus mengajak manusia kepada penentangan yang nyata.
6. Gus Dur atau Abdurrahman Wahid
Abdurrahman Wahid pencetus gagasan assalamu'alaikum diganti dengan
selamat pagi. Dalam tragedy Tsunami di Aceh 26 Desember 2004 yang
menewaskan 150.000an jiwa lebih dan menghancurkan hampir seluruh
bangunan, Gus Dur menyuara di Radio Jakarta News FM, agar mayat-mayat
di Aceh itu dibakar saja ditempat. Alasannya, karena dia dibilangi
adiknya, dr. Umar, katanya sarung tangan tidak cukup aman untuk
mengevakuasi mayat-mayat. Ketika Gus Dur ditanya, apakah tidak
melanggar agama, kalau mayat-mayat itu dibakar, Gus Dur malah
mengemukakan bahwa yang menolak dibakarnya mayat-mayat itu hanya orang
yang tak tahu agama (Islam).
Namun "fatwa" nyeleneh Gus Dur ini sebagaimana biasa sudah tidak
digubris orang. Sebagaimana dia ketika kalah dalam pemilihan ketua
umum PBNU di Muktamar NU di Boyolali Jawa Tengah 2004 lalu dia
mengancam mau membuat NU tandingan pun orang banyak yang tidak
menggubrisnya, kecuali sekadar sebagai ramai-ramai berita saja. Tetapi
ini bukan berarti menutup kemungkinan adanya NU tandingan yang dia
ancamkan.
7. Zainun Kamal
Zainun Kamal penghalal nikah antara Muslimah dengan lelaki Nasrani,
pada Hari Ahad tanggal 28 November 2004 Zainun Kamal menikahkan wanita
Muslimah. Suri Anggreni alias Fithri, dengan lelaki Kristen, Alfin
Siagian, di Hotel Kristal Pondok Indah Jakarta Selatan. Lalu pengantin
diberkati pendeta di situ. Ijab Qabul cara Islam, dibimbing oleh Dr
Zainun Kamal, dosen UIN Jakarta, dari Yayasan Wakaf Madani, Kompleks
Perumahan Dosen UIN Ciputat Jakarta Selatan. Ini telah menghalalkan
yang haram, karena muslimah itu dengan tegas diharamkan menikah dengan
lelaki kafir, dalam Surat:
Hai orang-orang yang beriman, apabila datang berhijrah kepadamu
perempuan-perempuan yang beriman, maka hendaklah kamu uji (keimanan)
mereka. Allah lebih mengetahui tentang keimanan mereka; maka jika kamu
telah mengetahui bahwa mereka (benar-benar) beriman maka janganlah
kamu kembalikan mereka kepada (suami-suami mereka) orang-orang kafir.
Mereka tiada halal bagi orang-orang kafir itu dan orang-orang kafir
itu tiada halal pula bagi mereka. (QS Al-Mumtahanah/ 60: 10).
Orang Kristen itu jelas kafir, maka termasuk dalam larangan nikah
dengan muslimah. Kekafiran orang Kristen itu ditegaskan dalam Surat
Al-Bayyinah ayat 6:
Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang
musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya.
Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.(QS Al-Bayyinah: 6.)
8. Munawir Sjadzali
Munawir Sjadzali – mendiang — penggagas penyamaan bagian waris antara
laki-laki dan perempuan. Padahal dalam Al-Qur'an ditegaskan:
Allah mensyari`atkan bagimu tentang (pembagian pusaka untuk)
anak-anakmu. Yaitu: bahagian seorang anak lelaki sama dengan bahagian
dua orang anak perempuan; (QS An-Nisaa': 11).
Munawir juga berani menganggap beberapa ayat Al-Qur'an kini tidak
relevan lagi. Dalam 10 tahun atau dua periode dia jadi menteri agama
RI telah mengirimkan dosen-dosen IAIN ke Barat untuk apa yang disebut
studi Islam, lebih dari 200 orang untuk meraih gelar doctor dan master
di bidang agama. Aneh, belajar ilmu Islam kok kepada orang-orang kafir
atau paling kurang orang sekuler di Barat. Padahal Al-Qur'an Surat
Al-Baqarah ayat 120 dan QS Al-Baqoroh ayat 109 telah memperingatkan
tentang bahaya orang-orang kafir Ahli Kitab, Yahudi dan Nasrani, yang
sangat ingin mengembalikan Muslimin kepada kekafiran.
Pengiriman dosen-dosen IAIN ke Barat untuk belajar Islam kepada orang
kafir yang sudah digalakkan sejak Menteri Agama Mukti Ali 1975 ini
jelas tidak sesuai dengan petunjuk Allah , maka bila akibatnya rusak,
itu sudah pasti. Bahasa Jawanya, kutuk marani sunduk atau ulo marani
gebuk (Ikan mendatangi pancing atau ular mendatangi pukulan. Maknanya,
usaha yang salah, payah-payah hanya mencari celaka). Dan itulah yang
akibatnya kini alumninya banyak yang nyeleneh sebagaimana dalam uraian
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar