Kuis Bibel Berhadiah Boeing

Kuis Bibel Berhadiah Pesawat Boeing 747: Jawaban untuk Pendeta Budi Asali
BUKU "Mustahil Kristen Bisa Menjawab: Berhadiah Mobil BMW" karya Insan
Mokoginta (Wencelclaus) memantik polemik panjang dengan para pendeta
dan penginjil. Dalam buku saku 150 halaman tersebut, ­Insan yang
muallaf mantan Kristen berdarah China Manado itu mengemukakan sepuluh
pertanyaan seputar Alkitab (Bibel), yang masing-masing pertanyaan
disayembarakan dengan hadiah uang tunai sepuluh juta dan mobil BMW.
Beberapa pertanyaan yang diajukan muallaf mantan Kristen berdarah
China Manado ini antara lain: Mana pengakuan Yesus dalam Alkitab bahwa
dia beragama Kristen?; Mana perintah Yesus dalam Alkitab untuk
kebaktian di gereja pada hari Minggu?; Mana foto wajah Yesus yang asli
dan siapa pemotretnya?; Mana dalil Alkitab bahwa Yesus lahir tanggal
25 Desember?; Siapa yang hafal Alkitab di luar kepala walau satu surat
saja?; Mana dalilnya asal percaya kepada Yesus sebagai Tuhan dan
Juruselamat pasti masuk surga?; dll.
Tak mau kalah, Pendeta Budi Asali M.Div. dari Gereja Kristen Rahmani
Indonesia membalasnya dengan buku apologi "Siapa Bilang Kristen Tidak
Bisa Menjawab?" berhadiah pesawat Boeing 747.
Dalam buku 270 halaman ini, Budi Asali tidak menjawab secara spesifik
terhadap sepuluh tantangan yang disayembarakan. Ia hanya
berputar-putar, menghindar dan bermain kalimat apologis. Misalnya,
ketika menanggapi sayembara berhadiah bagi orang Kristen yang hafal
Alkitab di luar kepala, Budi justru berapologi bahwa menghafal Bibel
itu tidak harus persis, yang penting jangan sampai melenceng. Bahkan
ia mencela orang yang menghafal nas ayat-ayat kitab suci secara benar,
sebagai orang yang memboroskan energi dan otak yang tidak perlu.
Menurutnya, menghafal kitab suci itu bukan merupakan tindakan yang
terpuji.
Dalam salah satu apologinya, Budi Asali menyinggung kontradiksi Islam
dan Kristen soal doktrin Trinitas. Menurutnya, umat Islam mengklaim
doktrin Trinitas kristiani bertentangan dengan ajaran Islam karena
Bibel sudah dipalsukan. Terhadap tudingan pemalsuan ayat Bibel,
Pendeta Budi menantang dengan tiga pertanyaan: Siapa yang mengubah
Alkitab, kapan perubahan itu dilakukan, dan bagaimana bisa mengubah
ayat tanpa diketahui siapapun? Dengan takabburnya, Budi Asali yakin
tak ada seorang pun yang mampu menjawab pertanyaan tersebut, sehingga
ia berani menjanjikan hadiah pesawat Boeing 747:
"Bagaimana mungkin Alkitab mengajarkan doktrin Allah Tritunggal,
sedangkan Al-Qur'an mengajarkan hanya ada satu Allah yang tunggal
secara mutlak (tauhid)? Dan kalau mau bicara tentang fakta sejarah,
bagaimana mungkin Alkitab mengajarkan bahwa Abraham disuruh
mempersembahkan Ishak sedangkan Al-Qur'an mengatakan Abraham
mempersembahkan Ismael?
Memang, kalau pertanyaan-pertanyaan ini ditanyakan kepada orang Islam
maka jawabannya pasti 'Alkitab sudah diubah.' Tetapi, lagi-lagi, siapa
yang mengubah, kapan mengubahnya, dan bagaimana bisa mengubah begitu
banyak fakta dalam begitu banyak manuskrip, tanpa diketahui siapapun?
Ini pertanyaan berhadiah BOEING 747!" (hlm. 130).
Sebelum menjawab tantangan sayembara berhadiah tersebut, perlu
ditegaskan bahwa umat Islam meyakini adanya pemalsuan Alkitab (Bibel)
berdasarkan firman Allah SWT:
"Mereka (Ahli Kitab) suka mengubah kalimat-kalimat Allah daripada
tempat-tempatnya dan mereka itu (sengaja) melupakan perkara-perkara
yang telah diperingatkan (dinasihatkan) kepada mereka. Dan kamu
(Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan yang timbul dari mereka
itu, kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat)" (Qs.
Al-Ma'idah 13).
Faktanya, firman Allah dalam Al-Qur'an tersebut bisa dibuktikan secara
ilmiah, termasuk dalam kasus pemalsuan ayat Trinitas.
Menanggapi tantangan sayembara pendeta berhadiah pesawat Boeing 747,
kami tidak akan berputar-putar menghindar seperti gaya Pendeta Budi
Asali. Pertanyaan sayembara ini bisa dijawab dengan semudah membalik
tangan, karena para teolog Kristen sendiri mengakui bahwa doktrin
Trinitas –Tuhan Esa dalam tiga oknum: Allah Bapa, Yesus dan Roh Kudus–
tidak Alkitabiah. Satu-satunya ayat yang dianggap mengajarkan Trinitas
adalah ayat sisipan yang tertera dalam 1 Yohanes 5:7: "Sebab ada tiga
yang memberi kesaksian di dalam sorga: Bapa, Firman dan Roh Kudus; dan
ketiganya adalah satu."
Hal ini diakui secara jujur oleh Dr GC van Niftrik dan D.S.B.J Boland,
pakar teologi kondang dari Belanda: "Di dalam Alkitab tidak
diketemukan suatu istilah yang dapat diterjemahkan dengan kata
TRITUNGGAL ataupun ayat-ayat tertentu yang mengandung dogma tersebut,
mungkin dalam 1 Yahya 5:6-8. Tetapi sebagian besar dari ayat itu
agaknya belum tertera dalam naskah aslinya. Bagian itu
setidak-tidaknya harus diberi kurung" (Dogmatika masa kini, hlm. 418).
....Kepalsuan ayat Trinitas itu juga diakui oleh para penerbit Bibel
edisi Katolik, sehingga ayat Trinitas tersebut diberi catatan kaki:
"Bagian kalimat antara kurung itu pasti tidak asli....
Kepalsuan ayat Trinitas itu juga diakui oleh para penerbit Bibel edisi
Katolik, sehingga ayat Trinitas tersebut diberi catatan kaki: "Bagian
kalimat antara kurung itu pasti tidak asli" (Kitab Suci Perjanjian
Baru tahun 1977/1978, hlm. 551).
INILAH BUKTI KEPALSUAN BIBEL
Sama sekali tidak ada kesulitan untuk menjawab tiga pertanyaan
sayembara 747 yang diajukan Pendeta Budi Asali M.Div. Karena
pertanyaan siapa, kapan dan bagaimana perubahan ayat Trinitas dalam
Bibel, sudah dijawab oleh para teologi Kristen sendiri, antara lain
oleh Dr William Barclay.
Barclay adalah teolog terkemuka asal Skotlandia yang sukses menulis 70
judul buku teologia. Alumnus Trinity College Glasgow ini meraih gelar
Doktor of Divinity dari Universitas Edinburgh tahun 1956, lalu
dikukuhkan menjadi Gurubesar bidang Biblical Criticism tahun 1963 dan
meraih penghargaan dari Ratu Elisabeth, "Commander of British Empire"
tahun 1969.
Jawaban pertanyaan pertama, siapa yang memalsukan ayat Trinitas?
Setelah melakukan penelitian yang mendalam dan objektif, Barclay
menyimpulkan ayat 1 Yohanes 5:7 sebagai ayat palsu. Ayat ini
diciptakan oleh Priscillian, seorang bidat asal Spanyol yang mati
tahun 385. Mulanya ayat ini dicantumkan dalam komentar atau catatan
pada margin Alkitab. Selama 15 abad, ayat 'margin' ini diterima karena
dianggap memberikan bukti Alkitabiah untuk ajaran Trinitas.
....ayat 1 Yohanes 5:7 ini diciptakan oleh Priscillian, seorang bidat
asal Spanyol yang mati tahun 385. Mulanya ayat ini dicantumkan dalam
komentar atau catatan pada margin Alkitab....
Jawaban pertanyaan kedua, kapan ayat Trinitas itu dipalsukan dalam Bibel?
Barclay menjelaskan, tahun 1550 Stephanus mencetak edisi Perjanjian
Baru Yunani yang besar yang masyhur dengan sebutan "Edisi 1550" dan
edisi "Teks Yang Diterima." Teks itulah yang merupakan dasar dari
Authorized Version dan dari teks Yunani sepanjang abad kemudian.
Itulah sebabnya ayat ini masuk ke dalam Authorized Version, dan
menyelinap dalam Alkitab di seluruh dunia.
Beberapa edisi yang masih objektif, mencantumkan ayat palsu tersebut
dalam Bibel, tapi dengan catatan kaki bahwa ayat tersebut adalah
tambahan (insersi). Dalam Bibel edisi New International Version
dicantumkan footnote sbb:
"Late manuscripts of the Vulgate testify in heaven: the Father, the
Word and the Holy Spirit, and these three are one. And there are three
that testify on earth: the (not found in any Greek manuscript before
sixteenth century)." (The Holy Bible New International Version, hlm.
1242).
Jawaban pertanyaan ketiga, bagaimana proses pemalsuan ayat Trinitas
itu? Inilah kronologis dan penjelasan Dr William Barclay selengkapnya:
"Ayat ini tidak muncul dalam manuskrip Yunani yang lebih muda dari
abad ke-14. Manuskrip-manuskrip yang besar termasuk pada abad-abad
ke-3 dan ke-4, dan ayat ini tidak terdapat di dalamnya. Tidak ada satu
orang pun dari bapak-bapak Gereja besar yang mengetahui adanya ayat
ini. Karena Versi asli Vulgata yang berasal dari Jerome tidak
mencakupnya.
Orang pertama yang mengutipnya adalah seorang bidat Spanyol yang
bernama Priscillian yang meninggal tahun 385 M. Sesudah itu ayat ini
menyelinap masuk ke dalam teks-teks Latin dari Perjanjian Baru,
walaupun sebagaimana telah kita lihat, ia tidak dapat masuk ke dalam
teks Yunani.
Tetapi bagaimanakah ayat ini dapat masuk ke dalam teks? Pada mulanya
ada semacam komentar atau catatan pada margin Alkitab. Karena
kelihatannya ia memberikan bukti Alkitabiah yang baik untuk ajaran
mengenai Tritunggal, maka setelah melewati masa yang lama ayat ini
diterima oleh para teolog sebagai bagian dari teks, khususnya pada
hari-hari permulaan kesarjanaan sebelum manuskrip-manuskrip yang besar
ditemukan.
Tetapi bagaimana teks ini masuk ke dalam Authorized Version?
Perjanjian Baru yang pertama dari bahasa Yunani yang diterbitkan
berasal dari Erasmus dalam tahun 1516. Erasmus adalah seorang sarjana
besar dan mengetahui bahwa teks ini tidak terdapat dalam teks asli.
Maka ia tidak memasukkannya dalam edisinya yang pertama. Tetapi pada
saat yang sama ini juga para teolog telah mempergunakannya. Misalnya,
dalam Vulgata 1514, ayat ini telah dicetak. Karena itu Erasmus
dikritik karena menghilangkannya. Jawaban Erasmus waktu itu adalah,
bahwa apabila ada seseorang dapat memperlihatkan kepadanya manuskrip
Yunani di mana kata-kata itu dimuat, maka ia akan mencetaknya dalam
edisi berikutnya. Seseorang menghasilkan teks yang paling buruk dan
paling kasip di mana ayat itu terdapat dalam bahasa Yunani. Dan
Erasmus dengan berpegang pada kata-kata yang telah diucapkannya,
tetapi melawan kehendak dan penilaiannya, terpaksa mencetak ayat
tersebut dalam edisi 1522-nya.
....Tiga pertanyaan sayembara sudah terjawab. Kita tunggu apakah
Pendeta Budi Asali M.Div menepati pesawat Boeing 747 yang dijanjikan,
ataukah terbit buku apologi putar-putar jilid dua?...
Langkah berikutnya adalah bahwa dalam tahun 1550 Stephanus mencetak
edisi Perjanjian Baru Yunaninya yang besar. Edisi 1550 ini disebutnya
Teks Yang Diterima, dan teks itulah yang merupakan dasar dari
Authorized Version dan dari teks Yunani sepanjang abad kemudian.
Itulah sebabnya ayat ini masuk ke dalam Authorized Version." (The
Daily Bible Study: the Epistles of John and Jude; edisi Indonesia:
Pemahaman Alkitab Setiap Hari: Surat-surat Yohanes dan Yudas, hal
185-187).
Gayung bersambut, tiga pertanyaan sayembara sudah terjawab. Kita
tunggu apakah Pendeta Budi Asali M.Div menepati pesawat Boeing 747
yang dijanjikan, ataukah terbit buku apologi putar-putar jilid dua?
[A. Ahmad Hizbullah MAG/suaraislam
VOA-ISLAM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar