Pasang Surut Kenabian Dan Ketuhanan Yesus

SEPANDAI-PANDAI para pendeta dan penginjil mengemas doktrin Trinitas
dan Ketuhanan Yesus, akan ketahuan juga belangnya. Dengan cara apapun,
doktrin batil pasti terbukti kesesatannya, meski dikemas dengan cara
apapun untuk menipu umat.
Begitulah misi kristenisasi dalam buku "Isa Almasih di dalam Al-Qur'an
dan Hadits" karya Abd Yadi (nama alias) ini. Tipuan dalam buku ini
sangat halus. Sampulnya berwarna putih terkesan suci, bagian atas
dicantumkan khat kaligrafi Arab dari ayat Al-Qur'an surat Az Zukhruf
61: "Wattabi'uuni haadzaa shiraatum mustaqiim" (ikutilah aku, inilah
jalan yang lurus).
Seluruh pembahasan yang dibagi dalam 15 sub judulnya selalu diberi
kutipan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits, lengkap dengan idiom-ideom
islami. Lalu di bagian akhir buku tersebut diberi lampiran nas-nas
Arab dari hadits yang menjadi rujukan. Sekilas, kemasan buku ini
nampak seperti buku bacaan Islam.
Tapi umat Islam bukanlah orang yang mudah ditipu dengan rumus 1+1+1=1.
Logika sehat umat Islam tidak bisa dikacaukan dengan rumusan aneh
Trinitas, bahwa ada tiga oknum tuhan yaitu tuhan bapak, tuhan anak dan
tuhan roh.
....selicik apapun jurus yang dipakai penginjil untuk menipu akidah,
kaum awam selevel tukang becak pun bisa menyimpulkan bahwa itu adalah
ajaran Kristen....
Sehingga selicik apapun jurus yang dipakai penginjil untuk menipu
akidah, bila doktrin yang diajarkan adalah aqidah Trinitas dan
Ketuhanan Yesus, maka kaum awam selevel tukang becak pun bisa
menyimpulkan bahwa itu adalah ajaran Kristen. Kenyataan ini telah
disimpulkan sendiri oleh Pendeta Dr R Soedarmo.
Dalam buku "Ikhtisar Dogmatika," pakar teologi Indonesia yang meraih
gelar doctoral di lulusan Vrije Universiteit Belanda ini mengakui
bahwa Kristen sulit diterima umat Islam karena doktrin Trinitasnya
yang tidak rasionalis:
"Agama Islam bercorak rasionalitis, artinya rasio, akal budi, memberi
tekanan sungguh-sungguh. Oleh karena itu, trinitas ditolak, sebab
tidak dapat dimengerti bahwa 3 adalah 1 dan bahwa 1 adalah 3. Kita
tentu insaf bahwa Trinitas memang tidak dapat dimengerti" (hal 114).
Nasib buku "Isa Almasih di dalam Al-Qur'an dan Hadits" ini, sesuai
dengan pernyataan Pendeta Soedarmo, justru semakin menumbuhkan
penolakan umat Islam terhadap ajaran Kristen. Karena kupasannya
terbalik, sangat tidak masuk akal.
....Menurutnya, Nabi Isa bermetamorfosa menjadi Allah setelah melalui
tiga tahap....
Dalam buku setebal 73 halaman itu, Abd Yadi berakrobat merangkai
dalil-dalil untuk membuktikan bahwa Nabi Isa (Yesus) adalah penjelmaan
Allah SWT. Menurutnya, Nabi Isa bermetamorfosa menjadi Allah setelah
melalui tiga tahapan:
Tahap pertama, Nabi Isa dilahirkan dengan proses yang ajaib. Karena
dilahirkan dari perawan Maryam yang suci (Qs. Ali Imran 42),
dilahirkan dalam keadaan suci (Qs. Maryam 19), dilahirkan dari kalimat
Allah dan terkemuka di dunia dan akhirat (Qs. An-Nisa' 171, Ali Imran
45). Tahap kedua, Nabi Isa memiliki kuasa dan mukjizat yang ajaib:
membuat burung dari tanah, menyembuhkan orang yang buta sejak dari
lahir, menyembuhkan penyakit sopak dan menghidupkan orang mati (Qs.
Ali Imran 49). Tahap ketiga, kematian dan kebangkitan Nabi Isa yang
ajaib (Qs. Maryam 33, Imran 55).
Dengan tiga tahapan ini, penginjil Abd. Yadi menegaskan bahwa Yesus
benar-benar Tuhan berdasarkan Al-Qur'an: "Dengan kedudukan tertinggi
yang disandangnya, siapakah yang bisa disetarakan dengannya? Bukankah
yang memiliki kedudukan tertinggi itu hanya Allah saja?" (hlm. 5).
Sebetulnya, untuk menyelesaikan polemik apakah Yesus itu Tuhan, kita
bisa menjawabnya cukup dengan satu ayat:
"Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya
Allah ialah Al Masih putra Maryam", padahal Al Masih (sendiri)
berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu" (Qs.
Al-Ma'idah 72).
Sayangnya, ayat ini tidak dikutip oleh penginjil Abd Yadi dalam buku
putihnya. Ia malah mempraktikkan tafsir akrobatik yang jauh menyimpang
dengan logika yang rusak dengan formula "tiga tahapan Tuhan."
....kalau mau berpikir dengan logika yang sehat, justru tiga tahapan
itu semakin menolak doktrin ketuhanan Yesus....
Padahal kalau mau berpikir cermat dan logika yang sehat, justru tiga
tahapan itu semakin menolak doktrin ketuhanan Yesus.
Tahap pertama, Nabi Isa (Yesus) bukan tuhan karena dia adalah manusia
yang dilahirkan. Seajaib apapun proses kelahirannya, dia tak akan
pernah naik takhta menjadi Tuhan. Karena secara aksiomatis Tuhan itu
tidak dilahirkan (Qs. Al Ikhlas 3) dan tidak berawal (Qs Al-Hadid 3).
Yesus bukan Tuhan karena ia dilahirkan ke dunia oleh seorang manusia
(Qs. Maryam 19-33, Injil Matius 1:8-25). Manusia selalu melahirkan
manusia, dan setiap yang dilahirkan manusia pastilah manusia. Tidak
mungkin manusia melahirkan binatang, apalagi melahirkan Tuhan.
Tahap kedua, Nabi Isa memiliki kuasa dan mukjizat yang ajaib. Meskipun
Abd Yadi dan para penginjil yang lain bisa menunjukkan seribu lagi,
Nabi Isa tetap manusia biasa. Nabi Isa –maupun para nabi lainnya–
mengakui dengan jujur bahwa semua mukjizat itu bukan ciptaannya
sendiri, tapi karunia kenabian atas seizin Allah (bi-idznillah). Jadi,
mukjizat tersebut adalah bukti kenabian, bukan ketuhanan.
Keunikan mukjizat yang diberikan kepada Nabi Isa juga bukan alasan
mempertuhankan dia. Karena di sisi lain, Nabi Isa juga tidak bisa
bermukjizat seperti yang dimiliki oleh Nabi Musa, antara lain: tongkat
Nabi Musa bisa jadi ular (Qs. Al-A'raf 107 dan Bibel kitab Keluaran 7:
9), padahal tongkat Yesus tidak bisa jadi ular.
Tahap ketiga, kematian dan kebangkitan Nabi Isa yang ajaib berdasarkan
surat Ali Imran 55. Meskipun seandainya Abd Yadi bisa membuktikan
bahwa Yesus pernah mati dan bangkit seribu satu kali, tapi bukti-bukti
itu justru semakin menolak doktrin Ketuhanan Yesus.
Sebab Tuhan itu Maha Hidup (Al-Hayyu) yang tidak takluk kepada maut:
"Dialah Yang hidup kekal, tiada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan
Dia…" (Qs Al-Mukmin 65).
"Dan bertawakkallah kepada Allah Yang Hidup Kekal dan Yang tidak mati.
Dan bertasbihlah dengan memuji-Nya. Dan cukuplah Dia Maha Mengetahui
dosa-dosa hamba-hamba-Nya" (Qs Al-Furqan 58).
Aksioma ini juga diajarkan dalam Bibel, bahwa salah satu sifat Tuhan
adalah tidak takluk kepada maut (I Timotius 6:16).
....Al-Qur'an surat Ali Imran 55 diperalat untuk membuktikan Ketuhanan
Yesus bahwa Allah yang akan mematikan Nabi Isa. Jika Yesus diyakini
sebagai Tuhan, berarti tuhan Yesus dimatikan oleh Tuhan Allah. Hanya
teologi sesat saja yang meyakini doktrin "Tuhan membunuh Tuhan."
Kerusakan logika penginjil Abd Yadi bertambah parah ketika memakai
dalil Al-Qur'an surat Ali Imran 55 untuk membuktikan Ketuhanan Yesus.
Padahal dalam ayat ini Allah menyatakan bahwa Dialah yang akan
mematikan Nabi Isa. Jika dengan ayat ini Nabi Isa (Yesus) diyakini
sebagai Tuhan, berarti tuhan Yesus dimatikan oleh Tuhan Allah. Hanya
teologi sesat saja yang meyakini doktrin "Tuhan membunuh Tuhan."
PASANG SURUT KETUHANAN YESUS
Dalam pandangan Islam yang sangat menekankan tauhid, status para nabi
utusan Allah tetap murni sesuai dengan misinya. Nabi tetap nabi, tak
satu pun yang bermetamorfose menjadi Tuhan. Berbeda dengan ajaran
Kristen, oknum "kenabian" dan "ketuhanan" dalam sejarah Gereja
mengalami pasang surut.
1. Selama 22 tahun sepeninggal Yesus, para murid setia Yesus masih
konsisten mengamalkan ajaran Taurat. Namun setelah lewat tahun 55 M,
mereka mulai melakukan perombakan terhadap ajaran Yesus. Sekitar tahun
300 M, timbul perselisihan hebat di kalangan Kristen yang tidak dapat
dikompromikan, antara golongan yang meyakini Yesus sebagai nabi utusan
Tuhan dengan golongan yang meyakini Yesus sebagai Tuhan.
2. Untuk menyelesaikan pertentangan ini, maka Kaisar Konstantin
mengadakan konsili di Nicea tahun 325 M yang dihadiri oleh sekitar
2.048 uskup dan patriarch yang membawa bermacam-macam doktrin dan
keyakinan. Kelompok yang dipelopori oleh Arius dan Lucianus
mengajarkan bahwa Yesus hanyalah rasul Allah.
Kaisar yang condong pada pendapat uskup pemuja Ketuhanan Yesus,
mengadakan pertemuan khusus dengan 318 uskup yang sepaham dengannya.
Maka diputuskan bahwa Yesus adalah Tuhan, lalu memaksakan keputusannya
kepada 1.700 uskup yang tidak sepaham dengannya. Tak hanya itu, mereka
juga membakar ratusan versi kitab Injil yang bertentangan dengan
keputusan konsili.
....terjadi metamorfosis ketuhanan dalam teologi Kristen. Yesus baru
dinobatkan sebagai Tuhan dalam kurun 325 tahun sepeninggal Yesus. Roh
Kudus baru dilantik sebagai oknum ketiga Tuhan dalam kurun 381 tahun
sepeninggal Yesus. Berarti, doktrin Trinitas kristiani baru lengkap
tiga oknum (Bapa, Anak dan Roh Kudus) empat abad sepeninggal Yesus....
3. Karena muncul berbagai kelompok penentang Konsili Nicea yang
mempertahankan keesaan Tuhan, maka diadakanlah Konsili Konstantinopel
tahun 381 M. Salah satu pemicu konsili ini adalah ajaran Macedonius
bahwa Roh Kudus bukan Tuhan tapi makhluk. Dalam konsili ini diputuskan
bahwa Roh Kudus adalah Tuhan bersama Tuhan Bapak dan Tuhan Yesus.
Keputusan ini didukung penuh oleh Kaisar Teodosius I Agung (379-395
M).
Dengan demikian, jelaslah bahwa terjadi metamorfosis ketuhanan dalam
teologi Kristen. Berarti Yesus baru dinobatkan sebagai Tuhan dalam
kurun 325 tahun sepeninggal Yesus. Selanjutnya, Roh Kudus baru
dilantik sebagai oknum ketiga Tuhan dalam kurun 381 tahun sepeninggal
Yesus.
Berarti, doktrin Trinitas kristiani baru lengkap tiga oknum (Bapa,
Anak dan Roh Kudus) empat abad sepeninggal Yesus. [A. AHMAD HIZBULLAH
MAG/Suara-Islam.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar