Diantara dalil yang selalu didengungkan oleh kelompok Ahmadiyah
Qadiyani untuk membuktikan kebenaran kenabian Mirza Ghulam Ahmad
seperti yang beredar di situs-situs mereka adalah hadits tentang
gerhana:
Kepalsuan hadits gerhana tersebut:
Hadits yang diriwayatkan didalam sunan Ad-Daruquthni dalam bab Shalat
Kusuf dan Khusuf dan mereka mengklaim bahwa peristiwa itu terjadi
dizaman Ghulam Ahmad.
Hadits ini diriwayatkan oelh Imam Ad-Daruquthni dalam Sunannya dengan
nomor (1816) beliau berkata: telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id
Al-Ashtharkhi: telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdillah
bin Naufal: telah menceritakan kepada kami 'Ubaid bin Na'isy: telah
menceritakan kepada kami Yunus bin Bukair dari 'Amru bin Syamir dari
Jabir dari Muhammad bin 'Ali berkata: Sesungguhnya Mahdi kami memiliki
dua tanda yang belum pernah terjadi sejak diciptakan langit-langit dan
bumi yaitu gerhana bulan yang terjadi pada malam pertama dibulan
Ramadhan dan gerhana matahari yang terjadi pada pertengahan bulan
tersebut dan keduanya belum pernah terjadi sejak Allah menciptakan
langit-langit dan bumi).
Dan hadits ini tidak bisa dijadikan sebagai hujah karena derajatnya
tidak shahih dari beberapa sisi:
Pertama: 'Amru bin Syamir Al-Ju'fi kuniyahnya Abu Abdullah, Imam
Nasa'i berkata dalam kitab Ad-dhuafa wa Al-matrukin: 'Amru bin Syamir
haditsnya ditingggalkan dia orang Kufah. Ibnu Hibban berkata dalam
kitab Al-Majruhin: "dia adalah pengikut kelompok rafidhah (syi'ah)
yang biasa mencela para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam dan termasuk yang meriwayatkan hadits-hadits palsu dari
perawi yang tsiqat berkaitan dengan keutamaan Ahli bait dan lainnya,
tidak dihalalkan menulis haditsnya kecuali karena takjub dan
terheran-heran. Telah memberitakan kepada kami Muhammad bin Ishaq
maula Tsaqif berkata: telah menceritakan kepada kami Mufadhal bin
Ghassan berkata: aku mendengar Yahya bin Ma'in berkata: 'Amru bin
Syamir tidak boleh ditulis haditsnya".
Ibnu Abi Hatim berkata dalam kitab "Al-Jarhu wa At-Ta'dil": telah
memberitakan kepada kami Abdur Rahman berkata: Abu Zar'ah ditanya
tentang 'Amru bin Syamir maka beliau berkata: dia lemah haditsnya"
Imam Bukhari berkata: dia munkar haditsnya, dan banyak lagi komentar
para ahli hadits terhadap 'Amru bin Syamir.
Kedua: Jabir bin Yazid Al-Ju'fi dari ahli kufah kuniyahnya Abu Yazid,
Ibnu Hibban berkata dalam Al-Majruhin: dia adalah Saba'i termasuk
sahabat Abdullah bin Saba' dan dia mengatakan bahwa Ali radhiallahu
anhu akan kembali kedunia .
Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ahmad Al-Qathan telah
menceritakan kepada kami Abbas bin Muhammad: aku mendengar Yahya bin
Ma'in berkata: Jabir Al-Ju'fi tidak boleh ditulis haditsnya, telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Sulaiman bin Faris telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Ismail Al-Bukhari telah
menceritakan kepada kami Al-Humaidi: aku mendengar Sufyan bin Uyainah
berkata: Jabir Al-Ju'fi beriman dengan akidah raj'ah.Dan beberapa
komentar ulama lainnya yang senada dengannya.
Ketiga: Muhammad bin Ali adalah bin Husain bin Ali bin Abi Talib Abu
Ja'far Al-Baqir tsiqah fadhil termasuk peringkat keempat, maka hadits
itu terputus sebagaimana telah ditetapkan dalam ilmu mustalah hadits
maka tidak sah dijadikan hujah karena tidak boleh menolak perkataan
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan perkataan orang lain.
Keempat: hadits tersebut munkar karena bertentangan dengan hadits yang
telah disepakati keshahihannya dari haditsnya 'Aisyah radhiallahu anha
berkata:
(Telah terjadi gerhana matahari dizaman Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam lalu beliau shalat bersama manusia dengan berdiri yang lama
kemudian ruku yang lama kemudian berdiri lagi dengan lama tetapi tidak
selama yang pertama kemudian beliau ruku dengan lama tetapi tidak
selama yang pertama kemudian sujud dengan lama kemudian beliau
melakukan pada rakaat yang kedua seperti yang dilakukan pada rakaat
pertama kemudian beliau selesai shalat ketika matahari sudah terang
kembali lalu beliau berkhutbah dengan memuji Allah dan menyanjung-Nya
kemudian berkata:
"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda kekuasaan Allah
tidak terjadi gerhana karena kematian seseorang atau hidupnya
seseorang maka jika kalian melihat kejadian itu maka berdoalah kepada
Allah dan bertakbirlah dan sholatlah dan bersedekahlah", kemudian
beliau berkata: "Wahai umat Muhammad demi Allah tidak ada yang lebih
cemburu dari Allah ketika ada hambanya laki maupn perempuan yang
berzina, Wahai umat Muhammad, demi Allah seandainya kalian tahu yang
aku tahu niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis").
Kesimpulan:
1-Hadist ini palsu mauquf kepada Muhammad bin Ali karena banyaknya
perawinya yang lemah, dan hadits ini sesuai dengan perkataan Syeikh
Albani rahimahullah: kegelapan diatas kegelapan, hampir semua
tingkatan perawinya lemah, sebagaimana hadits itu juga bertentangan
dengan riwayat yang shahih dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maka
tidak boleh menolak perkataan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan
perkataan selainnya, jika kita memahami hal ini maka jelaslah
kesesatan kelompok Qadiyaniah ketika berhujah dengan hadits ini untuk
dakwaan palsu mereka.
Diriwayatkan juga atsar ini dari Al-Baqir dengan jalan yang lebih kuat
tetapi menyelisihi tanggal kusuf dan khusuf yang disebutkan pemalsu
hadits 'Amru bin Syamir dalam riwayatnya, lalu kenapa pengikut
Qadiyani tidak menerima riwayat-riwayat tersebut ?
2-Riwayat yang palsu tersebut sama sekali tidak menyebutkan gerhana
matahari dan bulan pada tanggal 13 dan 28 Ramadhan tetapi pada
tanggal 1 dan 15 Ramadhan.
3-Malam gerhana pertama di Qadiyan adalah malam 12 dari bulan
Qamariyah bukan malam 13 sebagaimana klaim pengikut Qadiyaniah.
4-Tidak mungkin terjadi gerhana matahari pada tanggal 27 dari bulan
Qamariyah sebagaimana klaim pengikut Qadiyaniah, karena supaya terjadi
gerhana bulan pada tanggal 27 harus tertunda penglihatan anak bulan
untuk dua setengah hari !
5-Gerhana matahari dan bulan serentak dibulan Ramadhan terjadi hanya
selama 23 tahun sekali, adapun Mirza mengklaim bahwa gerhana seperti
ini tidak pernah terjadi sejak Allah menciptakan langit dan bumi.
6-Imam Ad-Daruquthni yang meriwayatkan atsar dari syi'ah ini beliau
secara terang mendhaifkan 'Amru bin Syamir perawi hadits dalam kitab
yang sama yang menyebutkan atsar ini. Bahkan perawi pemalsu ini telah
dilemahkan oleh para ulama baik dari ahli sunah maupun syi'ah.
7-Perlu diperhatikan kesalahan tahun Mirza Ghulam Ahmad mengklaim
sebagai Al-Mahdi,yang benar dia mengklaimnya pada tahun 1891 M bukan
1882 M.
(ar/voa-islam.com)
Qadiyani untuk membuktikan kebenaran kenabian Mirza Ghulam Ahmad
seperti yang beredar di situs-situs mereka adalah hadits tentang
gerhana:
Kepalsuan hadits gerhana tersebut:
Hadits yang diriwayatkan didalam sunan Ad-Daruquthni dalam bab Shalat
Kusuf dan Khusuf dan mereka mengklaim bahwa peristiwa itu terjadi
dizaman Ghulam Ahmad.
Hadits ini diriwayatkan oelh Imam Ad-Daruquthni dalam Sunannya dengan
nomor (1816) beliau berkata: telah menceritakan kepada kami Abu Sa'id
Al-Ashtharkhi: telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Abdillah
bin Naufal: telah menceritakan kepada kami 'Ubaid bin Na'isy: telah
menceritakan kepada kami Yunus bin Bukair dari 'Amru bin Syamir dari
Jabir dari Muhammad bin 'Ali berkata: Sesungguhnya Mahdi kami memiliki
dua tanda yang belum pernah terjadi sejak diciptakan langit-langit dan
bumi yaitu gerhana bulan yang terjadi pada malam pertama dibulan
Ramadhan dan gerhana matahari yang terjadi pada pertengahan bulan
tersebut dan keduanya belum pernah terjadi sejak Allah menciptakan
langit-langit dan bumi).
Dan hadits ini tidak bisa dijadikan sebagai hujah karena derajatnya
tidak shahih dari beberapa sisi:
Pertama: 'Amru bin Syamir Al-Ju'fi kuniyahnya Abu Abdullah, Imam
Nasa'i berkata dalam kitab Ad-dhuafa wa Al-matrukin: 'Amru bin Syamir
haditsnya ditingggalkan dia orang Kufah. Ibnu Hibban berkata dalam
kitab Al-Majruhin: "dia adalah pengikut kelompok rafidhah (syi'ah)
yang biasa mencela para sahabat Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam dan termasuk yang meriwayatkan hadits-hadits palsu dari
perawi yang tsiqat berkaitan dengan keutamaan Ahli bait dan lainnya,
tidak dihalalkan menulis haditsnya kecuali karena takjub dan
terheran-heran. Telah memberitakan kepada kami Muhammad bin Ishaq
maula Tsaqif berkata: telah menceritakan kepada kami Mufadhal bin
Ghassan berkata: aku mendengar Yahya bin Ma'in berkata: 'Amru bin
Syamir tidak boleh ditulis haditsnya".
Ibnu Abi Hatim berkata dalam kitab "Al-Jarhu wa At-Ta'dil": telah
memberitakan kepada kami Abdur Rahman berkata: Abu Zar'ah ditanya
tentang 'Amru bin Syamir maka beliau berkata: dia lemah haditsnya"
Imam Bukhari berkata: dia munkar haditsnya, dan banyak lagi komentar
para ahli hadits terhadap 'Amru bin Syamir.
Kedua: Jabir bin Yazid Al-Ju'fi dari ahli kufah kuniyahnya Abu Yazid,
Ibnu Hibban berkata dalam Al-Majruhin: dia adalah Saba'i termasuk
sahabat Abdullah bin Saba' dan dia mengatakan bahwa Ali radhiallahu
anhu akan kembali kedunia .
Telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ahmad Al-Qathan telah
menceritakan kepada kami Abbas bin Muhammad: aku mendengar Yahya bin
Ma'in berkata: Jabir Al-Ju'fi tidak boleh ditulis haditsnya, telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Sulaiman bin Faris telah
menceritakan kepada kami Muhammad bin Ismail Al-Bukhari telah
menceritakan kepada kami Al-Humaidi: aku mendengar Sufyan bin Uyainah
berkata: Jabir Al-Ju'fi beriman dengan akidah raj'ah.Dan beberapa
komentar ulama lainnya yang senada dengannya.
Ketiga: Muhammad bin Ali adalah bin Husain bin Ali bin Abi Talib Abu
Ja'far Al-Baqir tsiqah fadhil termasuk peringkat keempat, maka hadits
itu terputus sebagaimana telah ditetapkan dalam ilmu mustalah hadits
maka tidak sah dijadikan hujah karena tidak boleh menolak perkataan
Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan perkataan orang lain.
Keempat: hadits tersebut munkar karena bertentangan dengan hadits yang
telah disepakati keshahihannya dari haditsnya 'Aisyah radhiallahu anha
berkata:
(Telah terjadi gerhana matahari dizaman Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam lalu beliau shalat bersama manusia dengan berdiri yang lama
kemudian ruku yang lama kemudian berdiri lagi dengan lama tetapi tidak
selama yang pertama kemudian beliau ruku dengan lama tetapi tidak
selama yang pertama kemudian sujud dengan lama kemudian beliau
melakukan pada rakaat yang kedua seperti yang dilakukan pada rakaat
pertama kemudian beliau selesai shalat ketika matahari sudah terang
kembali lalu beliau berkhutbah dengan memuji Allah dan menyanjung-Nya
kemudian berkata:
"Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda kekuasaan Allah
tidak terjadi gerhana karena kematian seseorang atau hidupnya
seseorang maka jika kalian melihat kejadian itu maka berdoalah kepada
Allah dan bertakbirlah dan sholatlah dan bersedekahlah", kemudian
beliau berkata: "Wahai umat Muhammad demi Allah tidak ada yang lebih
cemburu dari Allah ketika ada hambanya laki maupn perempuan yang
berzina, Wahai umat Muhammad, demi Allah seandainya kalian tahu yang
aku tahu niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis").
Kesimpulan:
1-Hadist ini palsu mauquf kepada Muhammad bin Ali karena banyaknya
perawinya yang lemah, dan hadits ini sesuai dengan perkataan Syeikh
Albani rahimahullah: kegelapan diatas kegelapan, hampir semua
tingkatan perawinya lemah, sebagaimana hadits itu juga bertentangan
dengan riwayat yang shahih dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam maka
tidak boleh menolak perkataan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dengan
perkataan selainnya, jika kita memahami hal ini maka jelaslah
kesesatan kelompok Qadiyaniah ketika berhujah dengan hadits ini untuk
dakwaan palsu mereka.
Diriwayatkan juga atsar ini dari Al-Baqir dengan jalan yang lebih kuat
tetapi menyelisihi tanggal kusuf dan khusuf yang disebutkan pemalsu
hadits 'Amru bin Syamir dalam riwayatnya, lalu kenapa pengikut
Qadiyani tidak menerima riwayat-riwayat tersebut ?
2-Riwayat yang palsu tersebut sama sekali tidak menyebutkan gerhana
matahari dan bulan pada tanggal 13 dan 28 Ramadhan tetapi pada
tanggal 1 dan 15 Ramadhan.
3-Malam gerhana pertama di Qadiyan adalah malam 12 dari bulan
Qamariyah bukan malam 13 sebagaimana klaim pengikut Qadiyaniah.
4-Tidak mungkin terjadi gerhana matahari pada tanggal 27 dari bulan
Qamariyah sebagaimana klaim pengikut Qadiyaniah, karena supaya terjadi
gerhana bulan pada tanggal 27 harus tertunda penglihatan anak bulan
untuk dua setengah hari !
5-Gerhana matahari dan bulan serentak dibulan Ramadhan terjadi hanya
selama 23 tahun sekali, adapun Mirza mengklaim bahwa gerhana seperti
ini tidak pernah terjadi sejak Allah menciptakan langit dan bumi.
6-Imam Ad-Daruquthni yang meriwayatkan atsar dari syi'ah ini beliau
secara terang mendhaifkan 'Amru bin Syamir perawi hadits dalam kitab
yang sama yang menyebutkan atsar ini. Bahkan perawi pemalsu ini telah
dilemahkan oleh para ulama baik dari ahli sunah maupun syi'ah.
7-Perlu diperhatikan kesalahan tahun Mirza Ghulam Ahmad mengklaim
sebagai Al-Mahdi,yang benar dia mengklaimnya pada tahun 1891 M bukan
1882 M.
(ar/voa-islam.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar