Syahadat Yesus Kristus, Islami ataukah Kristiani ?

By: H. Insan LS Mokoginta (Wencelclaus)

Dalam brosur "Dakwah Ukhuwah" berjudul "Membina Kerukunan Hidup
Antarumat Beragama," secara licik para misionaris mengelabui umat
Islam untuk menggiring akidah agar pindah agama menjadi Kristen.
Puluhan ayat Al-Qur'an dikutip dalam brosur tersebut untuk
diselewengkan kepada pengertian yang mendukung doktrin Kristen. Salah
satu ayat yang menonjol dalam brosur tersebut adalah surat Az-Zukhruf
61:
"Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang
Hari Kiamat, karena itu janganlah kamu ragu tentang kiamat itu dan
ikutlah Aku, itulah jalan yang lurus."
Kata "ikutlah aku, itulah jalan yang lurus" ini diselewengkan
misionaris sebagai ucapan Yesus sendiri yang berarti orang yang
mengimani Al-Qur'an, yaitu umat Islam, harus mengikuti Yesus karena
Yesus itulah jalan yang lurus (shirathal mustaqim).
"Jalan yang lurus" (shirathal mustaqim) yang dimaksud dalam ayat
tersebut bukannya Yesus yaitu menjadi Kristen. Sama sekali bukan.
Jalan yang lurus yang dimaksud dalam ayat tersebut adalah jalah
Tauhid. Pengertian inilah yang paling tepat, karena surat Az-Zukhruf
61 itu belum berhenti, tapi masih ada kelanjutannya, yaitu ayat 64:
"Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia.
Inilah jalan yang lurus" (Qs. Az Zukhruf 64).
...Para misionaris tidak perlu menggurui umat Islam untuk mengikuti
jalan yang lurus. Karena umat Islam lebih tahu dan akidahnya sudah
sesuai dengan ajaran para nabi Allah, termasuk Yesus...
Syahadat Yesus dalam Alkitab, Islami ataukah Kristiani?
Para misionaris tidak perlu menggurui umat Islam untuk mengikuti jalan
yang lurus. Karena umat Islam lebih tahu dan akidahnya sudah sesuai
dengan ajaran para nabi Allah dari Adam sampai Muhammad SAW, termasuk
Yesus (Nabi Isa AS).
Jika para misionaris ingin mengajak umat Islam untuk menaati ajaran
Yesus, mari kita buktikan, siapakah yang imannya sesuai dengan ajaran
Yesus. Perhatikan sabda Yesus dalam Alkitab berikut:
"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau,
satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah
Engkau utus" (Injil Yohanes 17:3).
"And this is life eternal, that they might know thee the only true
God, and Jesus Christ, whom thou hast sent" (Yohanes 17:3, Alkitab
King James Version 1810).
"Eternal life is to know you, the only true God, and to know Jesus
Christ, the one you sent" (Yohanes 17:3, Contemporary English
Version).
"And eternal life means to know you, the only true God, and to know
Jesus Christ, whom you sent" (Yohanes 17:3, Today's English Version).
"And this is life eternal, that they should know thee the only true
God, and him whom thou did send, even Jesus Christ" (Yohanes 17:3,
Revised Standard Version 1611).
Untuk lebih meyakinkan para pembaca, marilah perhatikan ayat tersebut
menurut bahasa-bahasa daerah:
"Ikolah iduik sajati nan kaka tu; iyolah, urang musti tawu pulo jo
Bapak, hanyo Angkau sajolah Allah nan bana, urang musti tawu pulo jo
Isa Almasih nan Bapak utuih" (Yohanes 17:3, Injil Baso Minang).
"Gesang sejatos inggih menika, menawi tiyang wanuh dhateng Paduka,
Allah ingkang sejatos, ingkang mboten wonten tunggilipun, sarta tepang
kaliyan Yésus Kristus, utusan Paduka" (Yohanes 17:3, Alkitab boso
Jowo).
"Dupi hirup langgeng teh nya eta: Terang ka Ama, Allah sajati anu mung
hiji, sareng ka utusan Ama, Yesus Kristus" (Yohanes 17:3, Alkitab
bahasa Sunda).
"Ka'dhinto' odhi' se salerressa sareng se langgeng; sopaja oreng oneng
ka Junandalem, Allah se settong sareng se salerressa, jugan oneng ka
Isa Almasih se eotos Junandalem" (Yohanes 17:3, Alkitab bahasa
Madura).
"Ini no tu hidop yang kekal, biar dorang tau butul-butul Tuhan cuma
satu-satunya Allah yang banar, deng Yesus Kristus yang Tuhan da utus"
(Yohanes 17:3, Alkitab bahasa Manado sehari-hari).
"Alai na mananda Ho, Debata na sasada i, na sintong i, dohot Jesus
Kristus na sinurum, i do hangoluan na salelenglelengna" (Yohanes 17:3,
Alkitab bahasa Toba, Sumut).
Pada ayat tersebut Yesus mengaku dengan jujur bahwa satu-satunya Allah
yang benar adalah Allah SWT, dan dia hanya seorang utusan Tuhan. Ini
berarti Yesus mengajarkan dua kalimat syahadat (syahadatain), yang
jika dialihbahasakan ke dalam bahasa Arab, akan menjadi: "Asyhadu an
laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Isa rasuulullah."
Sepeninggal Yesus, nabi kita Muhammad SAW juga mengajarkan dua kalimat
syahadat (syahadatain) yaitu: "Asyhadu an laa ilaaha illallah wa
asyhadu anna muhammaadar rasuulullah." Kalimat syahadatain adalah
pintu awal menjadi seorang muslim bagi seluruh manusia di dunia.
...Yesus mengajarkan dua kalimat syahadat, demikian pula umat Islam.
Sebaliknya, umat Kristen memiliki 12 syahadat (credo) sendiri yang
dikenal dengan "12 Syahadat/Pengakuan Iman." Syahadat 12 ini bukan
warisan Yesus, tapi hasil rumusan konsili Konstantinopel tahun 381
M...
Ini adalah bukti bahwa umat Islamlah yang meneruskan ajaran Yesus
tersebut. Sementara umat Kristen tidak mengenal dua kalimat syahadat.
Pada ayat tesebut, sangat jelas sekali Yesus berterus terang
sejujur-jujurnya bahwa satu-satunya Tuhan yang benar hanyalah Bapa
(Allah SWT) dan dia hanya seorang utusan saja.
Apa yang diucapkan Yesus dalam Injil Yohanes 17:3 tadi, sama sekali
tidak tidak diamalkan oleh mereka. Bahkan mereka menjadikan Yesus
sebagai Tuhan atau Allah itu sendiri yang mereka sembah.
Na'udzubillahimindzalik.
Ajaran dua kalimat syahadat Yesus dalam Yohanes 17:3 itu membuktikan
bahwa umat Islamlah agama yang "melestarikan" ajaran Yesus bahwa
satu-satunya Tuhan adalah Allah dan dia (Yesus) hanyalah seorang
utusan Tuhan, bukan Tuhan maupun penjelmaan Tuhan! Sedangkan umat
Kristiani menjadikan Yesus sebagai salah satu oknum Tuhan dalam
doktrin Trinitas.
Yesus mengajarkan dua kalimat syahadat, demikian pula umat Islam.
Sebaliknya, umat Kristen memiliki 12 syahadat (credo) sendiri yang
dikenal dengan "12 Syahadat/Pengakuan Iman." Syahadat 12 ini bukan
warisan Yesus, tapi hasil rumusan konsili Konstantinopel tahun 381 M
yang diadakan oleh kaisar Theodosius yang dikenal dengan Pengakuan
Iman Nicea Konstantinopel (Credo Niceano-Constantinopolitanum).
Jelaslah bagi kita, siapa yang lebih taat kepada syahadat warisan Nabi
Isa. Jika para misionaris penulis brosur "Dakwah Ukhuwah" itu ingin
menaati ajaran Yesus, maka ajaran yang paling taat kepada syahadat
Yesus adalah Islam. [taz/voa-islam.com]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar